Selasa, 08 Juli 2014

Tarif PPh Pasal 21

PPh Pasal 21  sehubungan dengan pengasilan perorangan (gaji, honor, upah dll)
Tarif yang dikenakan pada tahun 2013-sekarang :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak (PKP) :                          Tarif
-          Sampai dengan 50.000.000                                               5%
-          50.000.000 - 250.000.000                                              15%
-          250.000.000 - 500.000.000                                            25%
-          Diatas 500.000.000                                                         30%
Biaya Jabatan 5% maksimum diperkenankan 6.000.000/tahun
Biaya pensiun maksimum 2.400.000/tahun
PTKP (wpop)             = 24.300.000/tahun
WP Kawin                  = 2.025.000
WP anak                     = 2.025.000 (maksimum 3 anak)


Sabtu, 05 Juli 2014

PENGANTAR PANCASILA

WARALABA



PEMBAHASAN BISNIS WARALABA

A.    Pengertian Waralaba

Waralaba atau franchising dari bahasa Prancis untuk kejujuran atau kebebasan adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun pelayanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah : suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merk (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merk, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Franchisor dan franchisee
                        Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan Franchisor dan franchisee.
·         Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
·         Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.

B.     Jenis – jenis Waralaba

Waralaba dapat dibagi menjadi dua, yaitu waralaba luar negeri dan waralaba dalam negeri. Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merk sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.
Waralaba merupakan salah satu format bisnis digemari karena resiko kegagalan yang lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah bisnis baru. Terutama pembisnis pemula. Bicara tentang waralaba, ada banyak istilah terdapat didalamnya. Namun setidaknya beberapa istilah penting disajikan disini.
Waralaba (franchise) sendiri merupakan bentuk kerja sama dimana pemberi waralaba (francisor) memberikan ijin atau kepada penerima waralaba (francise). Ijin diberikan untuk menggunakan hak intelektualnya seperti nama, merk dagang, produk atau jasa, sistem operasi usahanya dalam jangka waktu tertentu.
Ada dua jenis waralaba yang sudah biasa dijalankan oleh pembisnis tanah air. Pertama, waralaba format bisnis, francisor memberikan hak (lisensi) kepada francise untuk menjual produk atau jasa menggunakan merk, identitas dari sistem yang dimiliki francisor. Jenis yang terbanyak digunakan oleh pembisnis diindonesia ini menawarkan sistem yang komplit dan konprehensip tentang tata cara menjalankan bisnis. Termasuk didalamnya pelatihan dan konsultasi usaha dalam hal pemasaran, penjualan, pengelolaan stok, akunting, personalia, pemeliharaan, pengembangan bisnis.
Berbeda dengan waralaba format bisnis, waralaba jenis kedua yaitu waralaba prodak dan merk dagang, merupakan pemberian hak ijin dan pengelolaan dari francisor kepada francise untuk menjual produk dengan menggunakan merk dagang dalam bentuk keagenan, distributor atau lesensi penjualan. Pada jenis ini francisor membantu francise memilih lokasi dan menyediakan jasa orang untuk pengambilan keputusan. Francisor membuat operating manual sebagai paduan operasional yang detail bagi francise tentang bagaimana melakukan fungsi-fungsi nasional cara menjalankan bisnis. Bagian-bagian yang tercantum pada operating manual berkaitan dengan operasional, personalia, marketing, keuangan, kehumasan, customer service, perawatan dan sebagainya. Jangan sia-sia, penyimpangan terhadap manual operasional dapat menyebabkan franchisee kehilangan hak waralaba.
Modal awal yang harus disetorkan oleh franchisee pada saat memulai usaha waralabanya (initial investment) terdiri atas franchisee fee, investasi untuk fixed aset, dan modal kerja untuk menutup operasi selama bulan-bulan awal usaha waralabanya. Franchisee fee untuk pembelian hak waralaba franchisee umumnya hanya dibayar sekali saja.
Biaya Waralaba
Biaya waralaba meliputi :
a)      Ongkos awal dimulai dari 10 juta – 1 miliar.
Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan sepesifikasi franchisor dan ongkos pembuatan HAKI.
b)      Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15% dari penghasilan kotor. Ongkos royalti yang layak adalah 10%. Lebih dari 10% biasanya adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.

C.    Peluang Usaha Waralaba

Franchisee Atau Peluang Bisnis
Banyak pebisnis belum mengetahui tentang perbedaan antara franchisee (waralaba) dengan business opportuniti (peluang bisnis). Merasa sebuah bisnis sudah cukup sukses, dengan buru-buru diklaim bahwa konsep bisnis yang dijalankan sudah termasuk dalam kategori franchisee. Ada pendekatan bisa dilakukan pebisnis untuk mengetahui, dengan pasti apakah sebuah bisnis  termasuk dalam bisnis franchise ataukah peluang bisnis .
                  Beberapa artikel pada sebuah website bisnis, franchise.about.com menjabarkan tentang bagaimana bisnis franchise dan peluang bisnis bisa dijalankan.Adapun kriteria dasar peluang bisnis diantaranya adalah pembeli peluang (pemegang lisensi), harus menditribusikan atau menjual barang atau jasa yng ditawarkan lisensor(pemberi izin) atau franchisor (pewaralaba). Disamping itu terdapat perjanjian tertulis antara pemberi izin dan pemegang izin.
                  Hampir 26 negara saat ini memiliki hukum peluang bisnis yang membatasi penjualan peluang bisnis tanpa menerbitkan di disclosure document yang harus mengacu pada yang telah didesain negara. Dokumen tersebut berbeda antara satu negara dengan negara lain.
                  Batas dari peluang bisnis antara lain, tidak ada merek dagang atau kekuatan merek-pebisnis memiliki kekuasaan bebas untuk menggunakan logo perusahaan, slogan atau memasarkan produk. Tidak ada wilayah eksklusif. Di samping itu bisa asaja tanpa ada pelatihan dukungan dan pemsaran dari pemberi izin.
                  Sementara jika dilihat dari tipe pelanggan, peluang bisnis biasanya jatuh pada sebuah kategori sempit dari usaha. Jika Anda merasa membeli sebuah bisnis dalam ‘kotak’, Anda mungkin melihat pada sebuah peluang bisnis. Di atasnya ada daftar pendistribusian di mana Anda menjual produk perusahaan/usaha lain bawah nama bisnis Anda. Multi level marketing adalah contoh yang sempurna. Kemudia ada peluang “kios” seperti menjual keliling mesin, kios kopi di mal. Di sini Anda biasanya diwajibkan untuk membeli persediaan dari pembeli ijin.
                  Dilihat dari tipe bisnis, dalam peluang bisnis ini bisnis yang telah ada dapat genap membeli peluang bisnis untuk menambah nilai atau mendiversifikasi produk atau jasa yang ditawarkan. Kadang-kadang mengacu kepada ‘Pusat Penambahan Nilai Keuntungan’ yang mensyaratkan investasi minimal tetapi membolehkan pemilik bisnis menawarkan nilai tinggi produk atau jasa di bawah atap yang sama. Contohnya, kenyamanan sebua tempat belanja yang menawarkan outlet dry cleaning di dalamnya kepada pelanggan.
                  Beberapa peluang bisnis dikemas dalam bentuk seperti waralaba, tetapi jika Anda mendapatkan pengertian tentang apa itu franchise tentunya akan lebih baik. Waralaba merupakan konsep bisnis yang diciptakan seseorang atau satu tim orang yang dinamakan franchisor,  yang memberikan hak kepada seseorang atau disebut franchisee untuk menjual konsep bisnis yang telah terbukti atau  barang atau jasa bagus, di bawah sebuah definisi awal kumpulan syarat dan kondisi , atau yang dinamakan dengan sistem.
                  Hubungan antara franchisor dan franchisee dibangun bersama dengan kontrak yang dinamakan Perjanjian waralaba dengan garis besar hak, syarat-syarat, kondisi-kondisi , restriksi dan yang lain dari sistem secara detil.
                  Terdapat tiga tipe konsep bisnis yang digunakan konsep waralaba. Ketiganya adalah kedistribusian ,lisensi merek dan format bisnis. Dalam kedistribusian terjadi pemberian hak jual produk induk usaha seperti dealer mobil atau rute menjual keliling mesin.

D.    Keuntungan Dan Kelemahan Bisnis Waralaba
Keuntungan Waralaba
- Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
- Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
- Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
- Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
- Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
- Bisa mendapat untung lebih besar?
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.

Kelemahan Bisnis Waralaba
- Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
- Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
- Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
- Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
- Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini. 

PEREKONOMIAN INDONESIA



PEREKONOMIAN DI INDONESIA SAAT INI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi


 



Disusun Oleh :
NAMA               : YENI RAHMAWATI
NPM                  : 13110058
KELAS             : DD1-13




UNIVERSITAS POLITEKNIK DHARMA PATRIA
KEBUMEN
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, Hikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Perekonomian Indonesia pada saat ini. Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.
Makalah yang disusun untuk mempelajari mengenai  perekonomian di Indonesia pada saat ini. Kondisi perekonomian Indonesia masih tergolong lambat akibat dari berbagai permasalahan yang dihadapi sekarang ini. Beberapa permasalah tersebut antara lain seperti inflasi, tingkat suku bunga, investasi masih buruk, dan tingkat pengangguran tergolong masih tinggi.
Penulis megucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini hingga selesai. Dan saya berharap makalah ini dapat membantu rekan-rekan dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai perekonomian di Indonesia.  Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah ini dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di masa depan.

Kebumen,   November 2013

Penulis







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................      i
KATA PENGANTAR ....................................................................................      ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................      iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ............................................................................      1
B.    Rumusan Masalah ......................................................................      1
C.   Tujuan Penelitian .........................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pertumbuhan Ekonomi..............................................      2
B.    Sistem Perekonomian..................................................................      2
C.   Faktor Pertumbuhan Ekonomi.....................................................      4
D.   Kondisi Perekonomian Indonesia saat ini....................................      6
E.    Pelaku Utama Ekonomi Dalam Perekonomian Indonesia..........      8
BAB III                                                                                           PENUTUP
A.    Kesimpulan ..................................................................................      12
B.    Saran ...........................................................................................      12
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah adanya tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut.
Ketika berbicara tentang sebuah negara, semuanya tidak terlepas dengan permasalahan perekonomiannya. Kalau kita berbicara masalah perekonomian di indonesia, banyak sekali masalah-masalah yang ada. Masalah ekonomi merupakan masalah mendasar yang terjadi disemua negara. Oleh karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara, masing-masing negara menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan.
Selama dua periode dibawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, adakah peningkatan ekonomi di masyarakat Indonesia atau tidak. Kita sebagai masyarakat indonesia, sangat mengharapkan terjadinya pertumbuhan ekonomi tersebut.
B.     Rumusan masalah
Dari latar belakang tersebut dapat kita ambil rumusan masalahnya:
1.    Pengertian dari pertumbuhan/ perkembangan ekonomi
2.    Sistem perekonomian di Indonesia
3.    Faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
4.    Perekonomian Indonesia saat ini
5.    Pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia

C.    Tujuan Penelitian
1.    Mengetahui apa definisi dari pertumbuhan/ perkembangan ekonomi
2.    Medeskripsikan sistem perekonomian di indonesia
3.    Mengetahui faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
4.    Mengetahui keadaan perekonomian indonesia saat ini
5.    Mengetahui pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Pertumbuhan/ Perkembangan Ekonomi
Kata “ekonomi” berasal dari kata Yunani οκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.”
Ekonomi  adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
B.     Sistem Perekonomian
Secara toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Menurut McEachren, sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi.
Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang yang sesuai dengan situasi kondisi serta ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah :

1.    Sistem Perekonomian Perencanaan Terpusat

Adalah sistem ekonomi dimana pemerintah sepenuhnya menentukan corak kegiatan ekonomi yang akan dilakukan. Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.

2.    Sistem ekonomi tradisional

Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksi hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduannya.

3.    Sistem Perekonomian Pasar Bebas

Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Pada hakikatnya masyarakat diberi kebebasan sepenuhnya untuk menentukan kegiatan ekonominya sehingga pemerintah tidak ikut campur tangan dan tidak mempengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.

4.    Perekonomian pasar campuran

Adalah sistem ekonomi yang dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah tetapi masyarakat masih mempunyai kebebasan yang cukup luas untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.
Contoh bentuk campur tangan pemerintah :
1.    Peraturan-peraturan pemerintah
2.    Kegiatan langsung ekonomi, banyak perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah (Contoh : PAM, Telkom) melakukan kebijakan fiskal dan moneter.
Fiskal yaitu kebijakan mengubah pajak dan pengeluaran pemerintah.
Moneter yaitu mengatur dan mengawasi kegiatan sektor keuangan.
Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara Indonesia, misalnya larangan penebangan pohon secara liar, larangan membunuh hewan langka yang kulitnya akan diperjual belikan dan lain-lain.
C.   Faktor Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

1.    Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan modal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu :
a.    Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin.
b.    Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar.
c.    Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah.
d.    Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima pasar.
e.       Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah.

2.    Hambatan-hambatan yang dialami

Kebanyakan negara berkembang menghadapi banyak masalah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hambatan-hambatan terpenting yang dialami adalah:
a.    Kegiatan sektor pertanian masih tetap tradisonal dan produktivitasnya sangat rendah.
b.    Kebanyakan negara masih menghadapi masalah kekurangan dana modal dan barang modal (peralatan produksi) yang modern.
c.    Tenaga terampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya masih jauh dibawah jumlah yang diperlukan.
d.    Perkembangan penduduk sangatlah pesat.
e.    Berbagai masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik yang sering dihadapi.

3.    Kebijakan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dilakukan pemerintah adalah:

a.     Kebijakan diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Sedangkan langkah penting yang harus dilakukan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang dapat mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional kepada kegiatan ekonomi yang modern.
b.    Mengembangkan infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan infrasturuktur yang modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan infrastruktur yang berkembang, seperti jalan, jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik dan jaringan telepon.
c.    Meningkatkan tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangakan pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang dilakukan. Kekurangan invesatsi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu syarat penting yang perlu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan tabungan masyarakat
d.    Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu maupun dari segi secara keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang sangat berguna dalam pembangunan ekonomi. Individu yang memperoleh pendidikan tinggi cenderung akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, jadi semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh
e.    Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan pemerintah yang konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Untuk mengatasinya pada tahap mula dari pembangunan ekonomi perencanaan pembanguna perlu dilakukan. Melalui perencanaan pembangunan dapat pula ditentukan sejauh mana investasi swasta dan pemerintah perku dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pertumbuhan yang telah ditentukan
D.   Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini
Untuk mengetahui adanya peningkatan/ perkembangan perekenonomian Indonesia dapat di tinjau dari beberapa informasi diantaranya yaitu :
1.    Menurut Laporan Perekonomian Indonesia
Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 cukup menggembirakan di tengah perekonomian dunia yang melemah dan diliputi ketidakpastian, Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu 6,2%, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat yang rendah (4,3%) sehingga berada pada kisaran sasaran inflasi 4,5±1%. Di tengah menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 diprakirakan tumbuh lebih tinggi, namun sejumlah risiko dan tantangan perlu diantisipasi. Sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia, terutama pada semester II 2013, perekonomian Indonesia diprakirakan akan tumbuh sebesar 6,3-6,8% dengan inflasi tetap terjaga sesuai dengan sasaran Bank Indonesia sebesar 4,5±1%. Permintaan domestik diprakirakan tetap menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi. Namun sejumlah tantangan dan risiko perlu diantisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan. Pertama, konsumsi BBM yang terus meningkat di tengah semakin menurunnya produksi migas dalam negeri akan terus meningkatkan impor migas dan beban subsidi sehingga semakin menambah tekanan terhadap kesinambungan fiskal dan defisit transaksi berjalan. Kedua, struktur perekonomian dengan ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang modal dan bahan baku, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerentanan terhadap keseimbangan eksternal ketika kegiatan investasi terus mengalami peningkatan. Dengan latar belakang tersebut, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan pada upaya pencapaian keseimbangan internal dan eksternal.
Dalam hubungan ini, kebijakan Bank Indonesia diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi dan menjaga keseimbangan neraca pembayaran. Arah kebijakan tersebut akan dilakukan melalui lima pilar bauran kebijakan.
Pertama, kebijakan moneter akan ditempuh secara konsisten untuk mengarahkan inflasi tetap terjaga dalam kisaran sasaran yang ditetapkan.
Kedua, kebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya.
Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan sistem keuangan.
Keempat, penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mendukung efektivitas kebijakan Bank Indonesia.
Kelima, penguatan koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro dan stabilitas sistem keuangan
2.    Menurut PDB
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini menempati urutan ke-18 dari 20 negara yang mempunyai PDB terbesar di dunia. Hanya ada 5 negara Asia yang masuk ke dalam daftar yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Kelima negara Asia tersebut adalah Jepang (urutan ke-2), Cina (urutan ke-3), India (urutan ke-11), Korea Selatan (urutan ke-15). Indonesia yang kini mempunyai PDB US$700 miliar, boleh saja bangga. Apalagi, dengan pendapatan perkapita yang mencapai US$3000 per tahun menempatkan Indonesia di urutan ke-15 negara-negara dengan pendapatan perkapita yang besar.

3.    Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
a.     Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
b.    Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
c.     Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor.
E.    Pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia
1.   Rumah Tangga Konsumsi /RTK
Rumah tangga konsumsi merupakan unit ekonomi yang paling kecil. Rumah tangga konsumsi adalah pemilik atau penyedia jasa dari berbagai faktor produksi. Faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga akan digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa. Rumah tangga konsumsi juga akan menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya.
Peran Rumah Tangga Konsumsi adalah :
a.    Konsumen
b.    Pemasok atau pemilik faktor produksi
Faktor produksi ada 4 macam yaitu :
a.    Alam
b.    Tenaga kerja
c.    Modal
d.    Skill/keahlian
Dari keempat faktor produksi tersebut yang termasuk faktor produksi asli yaitu alam dan tenaga kerja sedangkan faktor produksi turunan terdiri dari modal dan skill.
Balas jasa dari faktor produksi yaitu :
a.    Alam                     : sewa tanah
b.    Tenaga kerja        : upah/gaji
c.    Modal                   : bunga modal
d.    Skill/ keahlian       : laba

2.    Rumah Tangga Produksi/ RTP/ Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh satu atau beberapa orang yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Perusahaan merupakan tempat berlangsungnya produksi.
Peran Perusahaan sebagai pelaku ekonomi yaitu :
a.    Produsen : menghasilkan barang dan jasa
b.    Pengguna faktor produksi : menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
c.    Agen pembangunan : membantu pemerintah dengan menjalankan kegiatan pembangunan

3.   Pemerintahan
Pemerintahan mencangkup semua lembaga atau badan pemerintahan yang memiliki wewenang dan tugas mengatur ekonomi. Dan pemerintah terjun langsung dalam kegiatan ekonomi melalui perusahaan negara (BUMN/ BUMD).
Peran Pemerintah sebagai pelaku ekonomi yaitu :
a.    Pengatur : mengatur perekonomian negara sehingga tercipta stabilitas ekonomi agar tidak merugikan masyarakat
Ø  Pengaturan ekonomi secara langsung
contoh : perizinan, pengendalian lingkungan, pembayaran pajak, peraturan biaya tarif, penghapusan peraturan-peraturan yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi
Ø   Pengaturan ekonomi secara tidak langsung
contoh : pemberian insentif bagi produsen untuk memproduksi barang tertentu, himbauan pemerintah agar konglomerat menyerahkan 2,5% keuntungannya untuk mengentaskan kemiskinan
b.    Konsumen : membutuhkan barang dan jasa dalam menjalankan tugasnya
c.    Produsen : menghasilkan barang dan jasa melalui perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD)

Peran Pemerintah dalam perekonomian Indonesia
Peranan pemerintah dalam perekonomian Indonesia adalah berkaitan dengan penyediaan brang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Kebutuhan disebut juga dengan kebutuhan publik. Selain berperan dalam penyediaan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat luas, pemerintah juga mempunyai 3 peran lainnya yaitu :
a.    Peran alokasi
Pemerintah berperan dalam menentukan jumlah sumber daya yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang-barang publik (fasilitas pendidikan, transportasi, jalan raya dan sejenis lainnya) dan jumlah sumber daya yang dipakai untuk memproduksi barang-barang individu misalnya makanan, pakaian, minuman dan kebutuhan sejenis lainnya. Pemerintah pula yang menentukan jumlah barang-barang publik yang harus disediakan oleh pemerintah dan jumlah barang yang dapat disediakan oleh rumah tangga perusahaan.
b.    Peran distribusi
Pemerintah membuat kebijakan agar alokasi sumber daya ekonomi berjalan secara efisien. Pemerintah harus pula membuat kebijakan agar kekayaan bisa didistribusikan dengan baik di masyarakat. Misalnya kebijkan pajak, subsidi, bantuan kesehatan, bantuan pendidikan dan lain sebagainya.
c.    Peran stabilisasi
Pemerintah berperan menjaga perekonomian agar berjalan dengan baik yaitu dengan menjaga suatu konflik di sektor ekonomi tidak berkembang semakin luas, mengendalikan inflasi, menjaga keamanan ,dan menegakan kepastian hukum.

4.   Masyarakat Luar Negeri
Peranan masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi adalah :
a.    Perdagangan
b.    Pertukaran tenaga kerja
c.    Penanaman modal
d.    Pemberian pinjaman
e.    Pemberian bantuan



BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dengan demikian Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi tradisional, Sistem ekonomi terpusat, maupun Sistem ekonomi pasar. Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Campuran. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang sehat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda – beda tergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan/ penghasilan dari penduduknya. Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata-rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.
Kondisi Perekonomian Indonesia tahun sebelumnya (2012) dapat dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Sedangkan Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 diprakirakan tumbuh lebih tinggi, namun sejumlah risiko dan tantangan perlu diantisipasi.

B.   Saran
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2012 sudah mengalami peningkatan. Supaya hal itu bisa dipertahankan atau lebih berkembang lagi menjadi negara maju, peran dan kebijakan - kebijakan pemerintah harus dijalankan dan dikembangkan dengan lebih baik untuk perekonomian di Indonesia semakin maju.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Tahunan/Laporan+Perekonomian+Indonesia/LPI_2012.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian
http://goodaspiration.wordpress.com/2013/05/08/perekonomian-indonesia/
http://www.lintasberita.web.id/kondisi-perekonomian-indonesia/
http://www.bimbingan.org/peran-pemerintah-dalam-perekonomian-indonesia.htm